Anggaran Harga Pokok Produksi dan Harga Pokok Penjualan

7.1. HARGA POKOK PRODUKSI
Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) ialah kalkulasi biaya produkjadi per unit yang terdiri dan unsur-unsur persediaan awal barang dalam proses ditambah biaya produksi dalam periode sekarang dikurangi persediaan akhir barang dalam proses. Kerangka pemikiran mi dapat disajikan dalam Tabel 7.1.
 
Keterangan Tabel 7.1:
1) Total biaya pabrik sebesar Rp 1.3 10, biaya pabrik per unit (Rp 1.3 10/1.000 unit yang diproduksi) = Rp 1,3 1, atau disebut harga pokok produksi per unit.
2) Barang yang selesai diproduksi atau harga pokok produksi (cost of goods manufactured) 950 unit, harga pokok produksi 950 x Rp 1,31 = Rp 1.244,50.
3) Nilai persediaan awal barang dalam proses per unit Rp 110 dibagi 100 unit = Rp 1,10, sedangkan nilai persedian akhir barang proses per unit Rp 1,31.
7.2. HARGA POKOK PENJUALAN
Harga pokok penjualan (cost of goods sold) ialah kalkulasi biaya barangjadi yang siap dijual yang unsurnya terdiri dan persediaan awal barangjadi ditambah barangjadi yang selesai sekarang dikurangi persediaan akhir barangjadi. Kerangka pemikiran mi dapat disajikan dalam Tabel 7.2.
 
Keterangan Tabel 7.2:
1) Total biaya barangjadi yang siap dijual Rp 1.323,70(1.060 unit), biaya pabrik per unit (Rp 1.323,70/1.060 unit = Rp 1,24877, atau disebut harga pokok penjualan per unit.
2) Barang yang dijual atau harga pokok penjualan (cost of goods sold) 1.010 unit, harga pokoknya 1.010 x Rp 1,24877 = Rp 1.261,26.
3) Nilai persediaan awal barangjadi per unit Rp 79,20 dibagi 60 unit = Rp 1,32, sedangkan nilai persedian akhir barang jadi per unit Rp 1,24877.
7.3. ILUSTRASI HARGA POKOK PRODUKSI KOMPREHENSIF
Menyusun anggaran harga pokok produksi harus dimulai dan menyusun anggaran penjualan baik dalam unit maupun dalam nilai rupiah, kemudian dilanjutkan menyusun anggaran produksi dalam unit. Setelah diketahui anggaran produksi dalam unit, dilanjutkan untuk menyusun anggaran bahan baku (pembelian dan penggunaan), anggaran biaya tenaga kerja atau anggaran upah buruh, dan anggaran biaya overhead pabril
Contoh, PT ABC, rencana penjualan: Produk X 60.000 unit @ Rp 200, Y 40.000 unit @ Rp 250. Proyeksi Persediaan: Awal: X 20.000 unit, Y 8.000 unit Akhir: X 25.000 unit, Y 9.000 unit. Penjualan dibayar tunai 70% dan sisanya kredit. Data yang tersedia antara lain sebagai berikut:
 
Keterangan Tabel 7.3:
Upah Buruh: Untuk membuat satu unit produk X membutuhkan waktu 2 jam, tarifRp 12 dan Y 3 jam tarifRp 16. Biaya Overhead Pabrik: Tarif berdasar jam tenaga kerja langsung, tarifvariabel Rp 8 per jam, tarif tetap Rp 12 per jam; dan tariftetap sebesar 20% adalah beban penyusutan aktiva tetap pabrik. Asumsi: Pembelian material dibayar tunai 50%, sisanya kredit. Persediaan barang jadi produk X awal period Rp 125.000 (1.000 unit) dan akhir 500 unit, untuk produk Y Rp 90.000 (500 unit) dan akhir 400 unit.
73.1. Penyajian Anggaran Harga Pokok Produks PT ABC
Dalam menyusun anggaran harga pokok produksi dan harga pokok penjualan dimulai dan menyusun anggaran penjualan dalam unit volume penjualan dan dalam nilai penjualan, kemudian dilanjutkan menyusun anggaran produksi dalam unit, anggaran kebutuhan bahan baku, anggaran pembelian bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran harga pokok produksi dan anggaran harga pokok penjualan. Tahap-tahap tersebut dilakukan seperti berikut mi.
 
Keterangan Tabel 7.4:
1) Penjualan tunai 70% x Rp 22.000.000 = Rp 15.400.000/penerimaan kas
2) Piutang dagang 30% x Rp 22.000.000 Rp 6.600.000
 
 
 

Penyusunan Anggaran Piutang dan Kas

Penyusunan Anggaran Piutang dan Kas
Penyusunan Anggaran Piutang
Memiliki Piutang menimbulkan sebuah resiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang tersebut. Sehingga diperlukan penentuan bersarnya cadangan piutang tak tertagih. Untuk memperkecil resiko ini maka perlu selektif dalam memilih pelanggan yang diberikan kredit, misalnya dengan 5C dan 3 S, yaitu :

  • Character, yaitu tabiat, kejujuran, niat baik calon konsumen (debitor).
  • Capacity, yaitu kemampuan membayar calon debitor
  • Capital,yaitu posisi keuangan calon debitor.
  • Condition,yaitu keadaan politik, ekonomi, social, budaya, pertahanan dan keamanan social.
  • Collateral, yaitu adanya jaminan kredit, bank jaminan pokok maupun jaminan tambahan.
  • Soliditas commercial, yaitu mengenai kepercayaan kepada calon debitor atas kejujurannya dalam memenuhi kewajiban secara tepat waktu.
  • Soliditas financial, yaitu mengenai kepercayaan kepada calon debitor atas kondisi keuangannya untuk mampu melunasi utangnya secata tepat waktu.
  • Soliditas moral,yaitu mengenai kepercayaan kepada calon debitor atas moral,yaitu mengenai kepercayaan kepada calon debitor

Jenis dan Manfaat Anggaran Piutang.
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor (pemberi pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya dimasa yang akan dating.
Jenis Piutang
Ada beberapa jenis piutang, yaitu piutang surat berharga, beban bayar dimuka, setoran jaminan, piutang pajak, pinjaman pekerja,piutang uang muka, piutang wesel, piutang usaha, dan piutang lainnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian piutang

  • Mengenai batas maksimal (plafon) piutang yang diberikann untuk berbagai tingkatan debitor. Tingkatan Debitor digolongkan berdasarkan resiko tidak memenuhi kewajibannya sesuai janji.
  • Penentuan Jangka Waktu kredit, yaitu berapa lama debitor harus melunasi hutangnya.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anggaran Piutang

  • Volume Barang yang dijual secara kredit, apabila barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada yang tunai maka jumlah piutang yang dianggarkan lebih besar.
  • Standart Kredit, Standart Kredit yang longgar maka semakin besar piutang yang tertanam dan semakin besar risiko piutang.
  • Jangka waktu kredit,Semakin panjang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan sebaliknya.
  • Pemberian Potongan, pemberian potongan harga yang besar akan memperkecil piutang usaha yang tertanam. Begitu juga sebaliknya.
  • Pembatasan kredit, yaitu pembatasan nominal kredit yang boleh diberikan. Semakin tinggi batasan kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan semakin rendah batasan kredit maka semakin kecil piutang yang tertanam.
  • Kebijakan Penagihan Piutang, Kebijakan penagihan piutang yang aktif akan memperkecil piutang usaha yang tertanam. Dan kebijakan piutang pasif dapat memperbesar piutang usaha yang tertanam. Penyusunan Anggaran Kas

Pengertian
Anggaran Kas menunjukkan jumlah kas yang diperlukan setiap bulan, setiap minggu, bahkan setiap hari.
Tujuan Penyusunan Kas

  • Menetukan saldo (posisi) kas akhir periode sebagai hasil dari operasi dijalankan. Saldo kas akhir diperoleh dari saldo kas awal ditambah kas masuk dikurangi kas keluar.
  • Mengerahui kelebihan (surplus) atau kekurangan (deficit) kas pada waktunya.
  • Menyelaraskan kas dengan asset lancar, asset tak lancar, utang, modal, pendapatan, dan beban.
  • Mengetahui sumber kas masuk yang diperloeh dalam satu periode dan digunakan sebagai apa sumber kas masuk tersebut, hal ini tampak pada arus kas keluar.
  • Mengetahui kapan utang dibayar kembali.
  • Menilai realisasi kas masuk dank as keluar agar dapat diketahui selisih realisasi dengan anggaran, selisih menguntungkan atau selisih merugikan.
  • Memperkirakan sumber kas masa akan dating dari arus kas masuk dan kemana kas tersebut digunakan dari arus kas keluar.
  • Menunjukkan hubungan laba bersih terhadap perubahan kas perusahaan. Biasanya laba bersih bergerak bersama. Tingginya tingkat laba menyebabkan peningkatan kas.

Kegunaan Anggaran Kas

  • Pemantauan posisi kas secara terus-menerus
  • Dasar pengambilan keputusan menggunakan hutang jangka pendek,hutang jangka panjang atau penerbitan saham. Di pilih yang paling menguntungkan
  • Dasar kebijakan pemberian kredit
  • Menentukan Dividen yang dibagikan
  • Digunakan dalam meningkatkan kemampuan membayar kewajiban jangka pendek.
  • Digunakan dalam mempekuat posisi penawaran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kas
yKegiatan Operasi, Kegiatan perusahaan yang bersifat rutin dan terus-menerus dilakukan.
Kegiatan utama perusahaan adalah menjual dan membeli barang/jasa. Apabila penjualan tinggi maka kas yang masuk juga tinggi.

  • Kegiatan Investasi, Kegiatan yang dapat meningkatkan dan menurunkan asset tak lancar yang digunakan perusahaan. Kegiatan Investasi misalnya menjual dan membeli surat berharga jangka panjang. Menjual dan membeli asset tetap.
  • Kegiatan Pendanaan, Kegiatan yang berkaitan dengan utang dan modal sendiri.

Pendekatan Dalam Penyusunan Anggaran Kas

  • Pendekatan Kas Masuk dan Kas keluar, metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang dianggarkan. Mencerminkan semua arus kas dan anggaran penjualan, anggaran biaya, dan anggaran tambahan produk modal. Di senut pendekatan kas masuk dan kas keluar karena dalam menyusun anggaran ditaksir terlebih dahulu sumber kas masuk, kemudian ditaksir belanja kas keluar. Setelah itu ditentukan apakah terjadi kelebihan kas atau kekurangan kas.
  • Pendekatan Akunting Keuangan, Titik tolak dalam pendekatan ini adalah Laba bersih diubah dasar akrual menjadi dasar kas. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas jangka panjang. Metode ini dikatakan pendekatan Akunting Keuangan, karena cara penyusunan Anggaran kas berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akuntansi keuangan.

Langkah Penyusunan Anggaran Kas
Pendekatan Kas Masuk dan Keluar

  • Langkah Pertama, penyusunan Anggaran kas Mengguanakan pendekatan kas masuk dan keluar dimulai dengan anggaran kas masuk.
  • Langkah Kedua Menyusun Anggaran kas keluar.
  • Langkah Ketiga, Mengurangkan Kas masuk dengan arus kas keluar.
  • Langkah Keempat, menghitung saldo kas akhir dengan cara saldo kas awal ditambahkan dengan kelebihan kas atau saldo kas awal dikurangi dengan kekurangan kas, ditambah dengan tambahan pinjaman, dikurangi dengan angsuran(pembayaran) pinjaman dan bunga.

Pendekatan Akuntansi Keuangan
Penyusunan anggaran kas menggunakan pendekatan akunting keuangan atau metode tak langsung dapat dilakukan dengan cara menganalisis perubahan yang terjadi dalam anggaran neraca dan anggaran laba rugi yang diperbandingkan antara dua periode serta informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut.

Proyeksi Neraca

Neraca adalah suatu laporan keuangan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan Anda. Posisi keuangan berarti berapa jumlah harta, berapa jumlah hutang, dan berapa selisih harta dan hutang tersebut sehingga bisa diketahui jumlah nilai kekayaan bersih perusahaan sebenarnya. Dengan demikian, patokannya dalam membuat neraca adalah bahwa laporan keuangan ini harus bisa menerangkan berapa jumlah harta, utang dan modal (kekayaan bersih). Neraca umumnya berbentuk 2 kolom, dimana kolom sebelah kiri adalah kolom aktiva atau kolom harta yang berisi semua harta kekayaan perusahaan. Sedangkan pada kolom sebelah kanan adalah kolom pasiva atau kolom hutang dan modal, yang menunjukkan sumber-sumber pembiayaan yang digunakan perusahaan (apakah dari modal sendiri atau dari hutang). 

Dalam perhitungan neraca, maka jumlah kolom akitiva dan pasiva harus sama dan seimbang. Namun yang sangat perlu Anda ketahui adalah bahwa laporan keuangan suatu perusahaan bukan terdiri dari Neraca saja, tetapi saling terkait dengan laporan Laba Rugi dan Laporan Arus kas. Perhitungan Laporan Neraca tidak berdiri sendiri, namun merupakan hasil perhitungan saldo yang terdapat dari perhitungan laporan Laba Rugi dan Arus Kas. Artiya, apapun yang diceritakan Laba Rugi maupun Arus kas, akhirnya saldonya dimasukkan ke Neraca. Sehingga semua yang perhitungan komponen Laba Rugi, yaitu pendapatan dan biaya-biaya yang temasuk dalam periode yang bersangkutan, akan langsung mempengaruhi kolom aktiva dan pasiva di Neraca. Dan begitu juga semua perhitungan di komponen penerimaan dan pengeluran yang sifatnya tunai di Arus kas akan mempengaruhi kolom aktiva dan pasiva di Neraca.
Dengan demkian untuk mengethaui kondisi keuangan usaha Anda secara menyeluruh, maka urutan-urutan laporan keuangan yang harus dibuat adalah:

  1. Laporan Laba Rugi
  2. Laporan Arus kas
  3. Laporan Neraca
    Harap diperhatikan bahwa tidak semua hasil perhitungan pendapatan dan biaya-biaya di Laba Rugi bisa dimasukkan ke perhitungan penerimaan dan pengelurana di Arus kas. Karena Arus kas hanya mencatat perhitungan tunai saja .
    Kesimpulannya, jika terjadi selisih antara Aktiva dan pasiva di perhitungan Neraca, maka harus diteiliti satu persatu apakah perhitungan di laporan Laba Rugi dan perhitungan Arus Kas sudah benar.

Pengertian, Tujuan dan Manfaat Anggaran Variabel

Dari buku dan sumber belajar terdapat banyak pengertian atau definisi dari anggaran variabel. Menurut buku Manajemen Biaya karangan Hansen dan Mowen, anggaran variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara jumlah bervariasi berbanding langsung terhadap perubahan pada pendorong kegiatan. Menurut buku Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro karangan Gilarso mengatakan bahwa biaya variabel ialah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya jumlah produksi. Dalam buku Anggaran Bisnis karangan Drs. Gunawan Adisaputro, M.B.A. dan Yunita Anggarini, S.E., M.Si., anggaran variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan volume kegiatan. Sehingga secara total biaya ini berubah-ubah, tetapi secara rata-rata per unit output tidak berubah. Biaya bahan mentah langsung merupakan salah satu contoh biaya yang termasuk kategori ini.

        Dalam perhitungan di dalam anggaran yang ada dalam sebuah perusahaan sering didasarkan pada tingkat kapasitas tertentu. Apabila terdapat perubahan dari kapasitas yang direncanakan, maka terdapat kesulitan untuk dapat mengetahui sejauh mana akibat perubahan tersebut terhadap pendapatan dan biaya yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan. Karena itu manajemen perusahaan sebaiknya telah mempunyai persiapan yang cukup untuk menghadapi terjadinya perubahan tersebut.

        Untuk persiapan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya perubahan yang ada di dalam perusahaan tersebut, manajemen perusahaan dapat menyusun anggaran dalam bentuk yang berbeda dengan anggaran yang bersifat tetap. Anggaran ini biasa disebut dengan Anggaran Variabel. Disebut anggaran variabel karena anggaran ini disusun di dalam beberapa tingkat kapasitas yang tidak tetap melainkan bersifat variabel. Dengan disusunnya anggaran variabel, maka manajemen perusahaan akan dapat lebih mengetahui berapa besarnya perubahan pendapatan dan perubahan biaya yang akan terjadi seandainya terjadi perubahan kapasitas yang dipergunakan di dalam perusahaan.

        Sedangkan anggaran tetap (fixed budget) merupakan anggaran yang disusun atas dasar satu titik tingkat kapasitas tertentu, maka anggaran variabel ini merupakan anggaran yang disusun atas dasar suatu interval kapasitas yang ada di dalam perusahaan.

        Dari semua pengertian dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa anggaran variabel adalah anggaran yang dapat berubah-ubah sesuai dengan perubahan kapasitas produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Semakin banyak produk atau output yang dihasilakn perusahaan maka semakin besar pula anggaran atau biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan. Hal ini dikarenakan ada penambahan biaya untuk membeli bahan baku dan bahan pembantu yang diperlukan dalam proses produksi perusahaan tersebut.

Tujuan Anggaran Variabel
        Tujuan pendekatan anggaran variabel yang utama  adalah untuk menunjukkan bagaimana dan sampai sejauh mana biaya dipengaruhi oleh volume output. Hubungan antara faktor biaya dan output tersebut ditunjukkan dalam anggaran variabel ini.      

        Dengan demikian, anggaran variabel menjadi rumus atau petunjuk atau petunjuk yang mempedomani bagaimana setiap elemen biaya akan berubah sehubungan dengan adanya perubahan dalam volume, output atau tingkat kegiatan perusahaan. Hubungan tersebut ditunjukkan dalam suatu relevant range, yakni suatu interval batas berlakunya anggaran variabel yang disusun. Ditetapkannya interval tersebut mengingatkan bahwa biaya-biaya tetap dalam jangka panjang bisa berubah.

Manfaat Anggaran Variabel
        Penggunaan anggaran variabel dalam perusahaaan akan mempunyai beberapa kegunaan tertentu bagi perusahaan yang bersangkutan. Beberapa manfaat tersebut antara lain sebagai berikut:

  1. Manajemen perusahaan akan memperoleh gambaran yang lebih jelas apabila terdapat perubahan tingkat kegiatan yang dilaksanakan di dalam perusahaan. Meskipun tingkat kegiatan yang akan dilakukan dalam perusahaan ini telah direncanakan dengan baik, namun kemungkinan terdapatnya perubahan pelaksanaan dari tingkat.kegiatan ini tetap ada. Dengan penyusunan anggaran tetap, akan sulit diketahui bagaimanakah dampak perubahan tingkat kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut khususnya terhadap pendapatan, biaya dan keuntungan perusahaan tersebut.
  2. Penyusunan anggaran perusahaan, khususnya yang menyangkut biaya tidak langsung akan lebih mudah dilakukan. Sebagaimana diketahui di dalam biaya tidak langsung ini pada umumnya akan terkandung biaya semi variabel. Dengan menunjuk kepada tingkat kapasitas tertentu jumlah biaya tidak langsung ini belum tentu segera dapat diketahui besarnya. Atas bantuan anggaran variabel, berapapun kapasitas yang akan dipergunakan sejauh masih berada di dalam kisar relevan akan segera dapat ditentukan besarnya.
  3. Pengawasan penggunaan dana akan menjadi lebih mudah apabila perusahaan mempunyai anggaran variabel. Hal ini disebabkan oleh karena adanya anggaran variabel ini, manajemen perusahaan akan dapat mengetahui seberapa besarnya dana yang diperlukan untuk setiap tingkat kegiatan. Dengan demikian maka pengeluaran dana akan dapat dikelola dengan baik karena jumlah dana yang diperlukan untuk setiap kegiatan ini dapat diketahui dengan benar.

        Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan anggaran variabel di dalam     suatu perusahaan akan mempunyai manfaat yang besar khususnya di dalam perencanaan     dan pengendalian penggunaan dana didalam perusahaan.