Semoga Aku Bisa Menjadi Ayah Yang Baik

Pada hari ini tepatnya hari selasa tanggal 21 agustus 2007 saya resmi menjadi seorang ayah, dan pada saat itu saya merasa sangat bahagia bercampur aduk jadi satu, pada awal mulanya saya sangat ragu dengan kondisi istri saya yang sangat lemah dan sering pingsan, tapi alhamdulilah setelah istri saya mengandung anak pertama, dia sudah tidak pingsan2 lagi, sempet pingsan 2 kali dalam masa kehamilan istri saya tapi alhamdulilah tidak mengganggu kandungannya. pada proses kehamilan istri saya sering sakit perut dan tidak mau makan nasi kalau makan nasi muntah bahkan minum susu pun ngga doyan , saya sangat bingung dengan kondisi istri saya, bahkan karena ngga mau makan nasi jadi kondisi istri sangat lemas dan semakin sering sakit perut, pada suatu hari saya bawa ke puskesmas terdekat, terus sesampainya di puskesmas belum di periksa sama sekali kita baru ngomong keluhan2 istri kata pihak puskesmas begini….Wah ini kandungannya di luar kandungan ngga didalam rahim katanya….Spontan saya sangat kaget dan bingung dalam kondisi kami yang pas- pasan kami diberi cobaan seperti ini, terus dari pihak puskesmas memberi surat rujukan untuk di bawa ke Rumah sakit terdekat. Dalam perjalanan menuju rumah sakit saya tak henti – hentinya berdoa agar istri dan jabang bayi yang ada dalam kandungannya baik – baik saja dan semoga apa yang di katakan pihak puskesmas itu salah, terus setibanya di rumah sakit saya segera mengurus pendaftaran dan akhirnya istri saya di periksa laboratorium, dan atas kebesaran Allah hasil tes laboratorium tidak seperti yang dikatakan pihak puskesmas, dan sebaliknya anak saya dalam kondisi yang sangat sehat, saya sangat bersyukur pada Allah S.W.T.

Dan akhirnya pada bulan ke tujuh istri saya,  saya bawa pulang ke kampung halaman tempat saya dilahirkan, setiap bulan saya pulang untuk menjenguk istri saya dan melihat kandungannya, sampai pada suatu hari istri saya sms kalau dia udah mulai mulas- mulas pertanda istri saya mau melahirkan, terus saya langsung minta ijin kekantor untuk pulang cuti dan pada sore harinya saya langsung meluncur menggunakan Bus Sinarjaya menuju kampung halaman terus setibanya di kampung halaman pagi hari, dan setibanya di rumah, istri saya sudah di bawa ke Bidan langsung saya menuju kesana setibanya disana istri saya sudah mau pulang tapi belum melahirkan padahal sudah menginap dari semalam dikiranya masih lama jadi akhirnya pulan ke rumah sesampainya dirumah ngga lama istri saya perutnya mules lagi, terus siangnya dibawa lagi kebidan, kira – kira setengah satu siang istri saya sudah mulai pembukaan 1 dan katanya pembukaan tersebut ada sembilan, kaya undang – undang saja, pada proses melahirkan dari awal saya menunggui istri saya dengan Ibu saya dan Bude,  dalam proses melahirkan yang begitu lama dan mungkin sangat sakit karena saya melihat sendiri bagaimana istri saya teriak – teriak karena menahan rasa sakit yang amat sangat mungkin,  dalam proses melahirkan saya selalu berdoa semoga istri dan Anak saya selamat dan lahir normal amien,

Pada proses melahirkan selama mulai poembukaan satu sampai melahirkan saya ikut nangis karena tidak tega melihat istri yang sedang berjuang demi kelahiran sang buah hati, saya memegang kaki dan tangan sebelah kanan sedangkan bude saya megang sebelah kiri karena istri selalu berontak menahan rasa sakitnya. kalau Ibu saya lebih banyak menunggu di luar dan sesekali melihat kedalam dan tak lupa berdoa dan berdoa terus, dan akhirnya pada pukul 17,30 Lahirlah seorang Bayi perempuan yang sangat cantik dan lucu. tak lupa saya bersyukur pada Allah S.W.T. yang telah memberikan kami seorang bayi perempuan yang normal dan sehat. dan yang lebih membahagiakan lagi dua – duanya selamat tanpa ada halangan apapun. Setelah proses malahirkan anak pertama kami, saya jadi berfikir bahwa seorang ibu sangat berjasa sekali terhadap anak – anaknya. pesan saya sayangilah Ibu kita sebagaimana kita menyayangi kekasih kita atau istri kita bahkan lebih dari segala – galanya dan selalu ingat kepada Allah tuhan semesta alam, dan menjalankan perintah – perintahnya serta menjauhi larangan – larangannya amien, dan mudah – mudahan saya bisa menjadi Ayah yang baik bagi anak – anak saya amien.

By suprie Dikirimkan di cerpen